Jumat, 07 Oktober 2011

Berita SBN



Halal bil Halal dan pentas aneka tari & seni budaya paguyuban putra lamongan sejabodetabek mengecewakan kaum muda


Jakarta SBN----Walaupun di bilang sukses acara halal bil halal warga lamongan sejabodetabek yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan sajian seni tari dan musik campur sari oleh dinas pariwisata kab.lamongan serta hiburan lawak daerah yang mengundang tawa para tamu dan undangan, tampak hadir bupati , wakil bupati serta jajaran muspida kab.lamongan, panitia penyelenggara / paguyuban putra lamongan  ( PUALAM ) mendapat acungan jempol dan ucapan selamat dari bupati dan jajaran muspida. Atas terlaksananya acara tersebut.
Namun tidak sedikit pula tamu dan undangan yang kecewa khususnya kaum muda yang tergabung dalam Alpera Alam ( Aliansi Pemuda Rantau Asal Lamongan ) ini jelas nampak dari wajah Fahmi warga jl.merpati lamongan dan Andi warga kec. Mertani karang geneng kab.lamongan. mereka sangat kecewa karena dari tahun ke tahun acaranya hanya itu” saja, tanpa memikirkan kaum muda-mudi yang merupakan warga lamongan itu sendiri. Dan yang lebih mengecewakan “ ANDAI band” yang merupakan Band kesayangan tampil disesi penutup acara. Jauh dari informasi yang mereka dapatkan di markas Andai band di jl.merpati 60 Lamongan, bahwa seharusnya andai band tampil di awal acara. Itu semua tidak terlepas dari insiden / ulah oknum panitia saat pihak managemen Andai Band lewat asisten managernya REMON RMJ dan IRUL marketing di jakarta dan jawa barat memberi pengarahan kepada personil “Andai band. “Tiba-tiba” datang oknum panitia yang membatalkan dan melarang “Andai band” tampil di acara tersebut. Dengan alasan kostum “ANDAI band” tidak sopan karna Buapati dan Rombongan Muspida kab lamongan akan hadir dalam acara ini, tampa memberi kesempatan kepada “Andai band” untuk berargumen oknum tersebut langsung membatalkan jadwal “Andai band” untuk  tampil.
Kekecewaan juga di alami oleh Bambang patuh warga jl.merpati kel.sido kumpul Lamongan kota dan beberapa warga sunge-geneng yang tergabung dalam Paguyuban Warga sunge geneng ( PAGAR SULAM) menyadari hal tersebut akan merusak citra “ANDAI band” maka pihak andai lewat Remon RJM memdatangi pihak panitia untuk konfirmasi soal pembatalan tersebut, setelah negosiasi akhirnya ANDAI band di izinkan tampil di ujung acara. Kesepakatan ini sangat jauh dari apa yang pernah di jadwalkan pihakl panitia sebelumnya. Padahal kami ingin menunjukan kepada bapak Bupati, wakil Bupati, bapak viva yoga dan jajaran  muspida, bahwa kami punya karya  dan kami “Andai band” lahir dari kota lamongan.

Hal serupa juga di lontarkan oleh bapak yogi pemerhati seni asal karang binangun lamongan, sangat menyayangkan insiden tersebut. Kekecewaan yang di alami para kaum muda mudi dan fans Andai band bukan tidak beralasan, karena karya dan lagu” andai band cukup harmonis dan layak untuk di nikmati pecinta musik indonesia.
Saat SBN di perdengarkan lagu” garapan / buatan andai band di antaranya berjudul ANDAI, MAWAR CINTA , DEWI, PENGHIANAT CINTA & TAKAN LAYU. Menurut mas AF sebutan akrab manager dan ketua divisi pengawasan kerja BUMN LSM ( GERAK) Gerakan Rakyat Anti Korupsi serta salah satu ketua departemen hubungan Antar Lembaga dan Organisasi DPP ( IPI ) ikatan pemuda indonesia, di ruang kerjanya di bilangan pertokoan PULO MAS jakarta timur, sangat menyesalkan ulah oknum tersebut. Seharusnya  mereka bersikap profesional, Andai band kan punya managemen panggil pihak yang bertanggung jawab di Andai band untuk bicara di ruang panitia, bukan dengan cara urakan / arogan di depan tamu dan para undanga, itukan pelecehan dan ada unsur penghambatan karier ANDAI itu sendiri.
Andai ini kan band yang di kelola dan di mainkan oleh putra lamongan, masa di perlakukan dan di permalukan warga lamongan sendiri. Jangan hanya soal kostum Andai yang hanya menggunakan kaos dan celana jens, andai di larang tampil karena alasan bapak H. Fadli ( Bupati dan jajaran muspida Pemkab Lamongan hadir, andai di larang tampil karena di pandang kostunya tidak sopan. Saya yakin bapak Bupati dan jajaranya lebih mengerti untuk memandang seni dari pada kostum yang mereka pakai. Mereka ini kan anak band dan bukan pemain kulintang atau penari yang harus memakai kostum aneh”, tutur pria kelahiran lamongan 41 tahun lalu dengan tawa kecil mengakhiri pembicaraanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar