Senin, 09 Januari 2012

Politik dan Pemerintahan


KERUKUNAN UMAT DI RAWA KALONG  TERANCAM

Gereja Bethel Indonesia Jemaat Setia Mekar

>>>>>Pesta Lozzy
WNBEKASI-Suasana ibadah umat Kristiani di Kmp. Rawa Kalong, Desa Setia Mekar Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi di awal tahun 2012, tepatnya Minggu 08 Januarai 2012 hampir saja diwarnai bentrok antar umat sebab penjadwalan ibadah di satu gedung untuk enam Gereja terkesan sangat dipaksakan. Bahkan ibadah umat Kristiani minggu itu terasa mencekam karena  adanya pengawalan dari aparat Pemerintahan serta beberapa orang lainnya dengan berpakaian serba hitam.
Para pengawal yang terdiri dari aparat Desa tersebut tidak segan-segan menghentikan acara ibadah yang tengah berlangsung sambil mengatakan bahwa waktunya sudah habis dan harus segera di bubarkan agar digantikan Gereja lain.  Menurut aparat yang menghentikan acara ibadah tersebut hal itu dilakukan agar ibadah berjalan sesuai dwengan jadawal yang telah di buat RW sebagaimana tela tertulis dan di tempelkan di papan pengumuman GBI Setia Mekar.
Menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya yang berasal dari pengurus Gereja Bethel Indonesia Jemaat Setia Mekar Bekasi pada saat diwawancarai Warta Nusantara diperoleh keterangan bahwa, penyusunan jadwal ibadah tersebut dilakukan pihak Pemerintahan Desa Setia Mekar tanpa berkordinasi dengan pihan Gereja. Bahkan menurut sumber tersebut penempelan jadwal ibadah di papan pengumuman Gerja dilakukan dengan cara paksa tanpa persetujuan pihak gereja, namun Aparat Pemerintahan Desa memaksa untuk menempelkannya.
Yang membuat masyarakat heran adalah selain pembuatan jadwal ibadah enam Gereja dalam satu Gedung tersebut tidak dilakukan berdasarkan kompromi, penempelan di papan pengumuman Gereja  pun dilakukan dengan cara melompati pagar dari bangunan Gereja yang dilakukan oleh aparat pemerintahan.
Salah seorang tokoh masyarakat Kristiani yang coba di wawancarai WN soreh itu, Minggu 08/01-2012, mengaku heran dengan adanya penggabungan dan penjadwalan ibadah dalam satu Gedung untuk enam Gereja, selama belasan tahun ia tinggal dan beribadah di rawa Kalong belum perna ada perselisahan antar umat.
Kepada WN nara sumber tersebut mengaku perna mendengar adanya beberapa kali pertemuan di Kantor Kepala Desa, dan sangat di sayangkan pada beberapa kali pertemuan yang diadakan, Kepala Desa hanya mengundang para Pendeta saja, tidak menyertakan warga masyarakat yang berasal dari umat Kristiani.
Beberapa umat kristiani yang beribadah saat itu kepada WN menitipkan pesan untuk Pemerintah agar lebih bijaksana dalam menangani masalah yang terjadi, baik itu menyangkut penjadwalan maupun saat menghentikan acara ibadah yang sedang berlangsung sebab meskipun di sekitar Rawa Kalong ada beberapa Gereja tapi jemaatnya tidak saja berasal dari Rawa Kalong tetapi berasal dari sekitar Desa Setia Mekar, hingga harus di pertimbangkan keberadaannya oleh Kepala Desa. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar