Minggu, 24 Juli 2011

Berita SBN TERPANAS Edisi 110/13 Juli-20 Juli 2011, Tahun III

SMS DARI TKW DI MESIR :

AKU INGIN PULANG, KBRI MALAH MENGEMBALIKANKU KE AGEN

Jakarta SBN---Disaat pemerintah disibukkan dengan urusan mayat TKI yang dipancung dengan mengeluarkan sejumlah biaya untuk menebus dan pemulangan mayat TKW, SBN mendapat SMS dari seorang TKW yang menderita dan ingin pulang dari Mesir. Aisyah bt Tasmin  TKW asal Desa Suka Jaya Kec, Cilamaya Kulon, Kab. Karawang Jawa Barat, lewat ponselnya  kepada SBN berceritera bahwa, saat ini keadaannya sangat labil, hanya imannya yang menguatkan hingga mampu bertahan sampai sekarang. Aisyah menceritakan penderitaannya yang disekap tanpa diberi makan selama 20 hari, untunglah ada teman sependeritaan yang masih memiliki belas kasihan mengantarkan makanan untuknya. Uang miliknya sering diambil Agen, bahkan barang-barangnyapun turut serta diambil.
Aisyah telah enam kali berganti majikan, bahkan Agen telah mengirimkannya ke tiga negara. Diberangkatkan oleh PT. Baba Metro Utama yang beralamat di Jl. Triano 54, Condet-Jakarta menuju  Bahrain dipindakan ke Jordan sekarang di Mesir, enam kali dipindah majikan, setiap kali melaporkan penderitaan dan keinginannya untuk pulang ke KBRI, ironisnya justru pihak KBRI mengembalikan Aisyah ke Agen.
Dengan segala upaya akhirnya Aisyah dan teman-teman sependeritaan mendapatkan alamat website Suara Buruh Nasional dan membaca banyak pemberitaan mengenai penderitaan TKI yang bekerja di Luar Negeri. Dengan harapan dan keyakinan yang dalam untuk mendapatkan pertolongan akhirnya Aisyah memberanikan diri menghubungi Redaksi SBN, lalu Aisyah menceritakan semua derita yang dialaminya.
Selasa 19 Juli 2011, wartawan SBN secara pribadi mengadukan permasalahan tersebut ke BNP2TKI, setelah melewati perdebatan sengit dengan petugas Crisis Center” di BNP2TKI atas alasan kelengkapan dokumen, akhirnya pengaduan wartawan SBN diterima dan dicatat dengan nomor pengaduan : ADU/201107/001214, dengan perjanjian SBN akan melengkapi segala dokumen administrasi yang harus diserahkan kemudian. Sangat disayangkan pelayanan yang begitu rumit harus dialami para korban yang mengadukan nasibnya di Crisis Center BNP2TKI yang dibiayai dengan uang negara tersebut, jika wartawan saja diperlakukan demikian, bagaimana pula sikap “Crisis Center” menerima laporan para TKI yang mengadukan nasibnya.
Dari penelusuran SBN di kampung halaman Aisyah, diduga kuat pemberangkatannya bekerja ke Luar Negeri oleh PPTKIS PT. Baba Metro Utama menyalahi prosedur karena sesungguhnya Aisyah tidak mendapat persetujuan keluarga, tidak memiliki pendidikan sesuai dengan yang ada dalam peraturan perundang-undangan RI, serta tidak memiliki kelengkapan data diri seperti Kartu Keluarga (KK) dan yang lainnya. Jika demikian bagaimanakah Aisyah yang tidak memiliki pengetahuan tersebut dapat disalahkan, sebab keberangkatannya bekerja ke Luar Negeri disebabkan kemiskinan yang amat sangat. Aisyah, TKW yang memilki paspor AN. 248639 sekarang ini sangat tertekan serta hilang kepercayaan kepada pemerintah Republik Indonesia akibat pembiaran yang dilakukan oleh pihak KBRI yang notabene digaji dari sebagian penghasilan para TKI. Padahal KBRI dibentuk dan ditempatkan untuk mengemban tugas yang salah satu diantaranya adalah melindungi rakyat Indonesia di luar Negeri.
Apakah nyawa lebih berharga dari mayat? Haruskah Aisyah terlebih dahulu mengalami penderitaan seperti yang dialami Sumiati agar Pemerintah RI memperhatikannya, atau haruskah Aisyah melakukan tindakan kriminal terlebih dahulu agar diperhatikan Pemimpin negeri ini. Dalam UU RI No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, keluhan Aisyah tersebut adalah menjadi tugas Pememerintah. Mana pelaksanaan dari substansi UU tersebut ????
SMS yang dikirimkan Aisyah dari Mesir adalah bukti ketidakpedulian Pemerintah RI terhadap nasib TKI yang bekerja di Luar Negeri, padahal segala biaya dan resiko yang terjadi sesungguhnya menjadi tanggung jawab pihak Asuransi. Apakah pembiaran ini semata-mata dilakukan Pemerintah untuk melindungi perusahan asuransi karena telah memberikan keuntungan pribadi kepada pejabat-pejabat terkait ?? Kemana lagi Aisyah mengadukan nasibnya, siapa lagi yang Aisyah percaya.
Dalam waktu dekat ini Aisyah akan dibawa majikannya ke Jordan, haruskah Aisyah mengadukan deritanya ke KBRI lagi????, jika tak kabur dari majikan tidak mungkin dapat mengadu ke KBRI”, demikianlah SMS terakhir yang dikirimkan Aisyah ke SBN saat menuliskan berita ini Sabtu 23 Juli 2011 pukul 01.30 wib, sekaligus menutup berita ini. (john ws)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar