Kamis, 18 Agustus 2011

Berita TKI


TERKAIT SMS TKW DARI MESIR

RASA TAKUT BNP2TKI KEPADA PPTKIS DAN DIKEMBALIKANNYA TKI KE AGEN OLEH KBRI PENYEBAB PENDERITAAN TKI DI LUAR NEGERI 
 John Wilson sijabat, Ket. Departemen Antar Lembaga DPP-Ikatan Pemuda Indonesia


Jakarta SBN -----Mampukah sang pelindung memberikan rasa nyaman dan terlindungi kepada yang dilindunginya jika, sang pelindung ternyata juga menjadi bahagian dari penyebab rasa ketidak nyamanan itu sendiri.Tidakkah yang dilindungi justru akan mengalami penderitaan yang tragis namun tersembunyi,karena kenyataan yang sesungguhnya telah tertutup rapat terbungkus kekuasaan si pelindung.
                Demikianlah pertanyaan yang patut kita cermati atas pernyataan salah satu staf Direktorat Perlindungan BNP2TKI, saat wartawan media ini melaporkan  permasalahan yang dialami Aisyah, TKW yang mengadukan nasib dan keinginannya untuk pulang dari Mesir , lewat sms (pesan singkat) kepada redaksi Suara Buruh Nasional (SBN edisi 114/11-18 Agustus 2011,Tahun IV).Alasan yang dikemukakan oleh Sadimun Staf dari Dir. Perlindungan BNP2TKI tersebut adalah,  takut PPTKIS merasa tersinggung karena tidak diberitahukan terlebih dahulu,kecuali jika TKW tersebut membuat pengaduannya secara lansung lewat telepon maupun sms ke Crisis Center, seolah-olah operaional BNP2TKI di bawa kontrol PPTKIS tersebut.
                Demikian juga tindakan KBRI Bahrain yang mengembalikan TKW ke-agen, padahal KBRI tau pasti permaslahan yang dialami oleh TKW yang datang ke KBRI, bagaimana para TKW memperjuangkan nasibnya dari cengkraman dan penganiayaan majikan, maupun agen tenaga kerja di Negara tersebut.Bahkan dari cerita yang dikirimkan Aisyah selama dalam pelariannya menuju KBRI, ancaman pemerkosaan dari lelaki iseng dan perampasan harta benda kerap dialami para TKW saat menuju KBRI.Lebih ironis lagi beberapa petugas KBRI yang diharapkan dapat melindungi para TKW selama di KBRI berlaku kasar untuk menciptakan suasana takut dan frustasi ,sehingga para TKW kehilangan harapan untuk dapat pulang ke kampung halamannya dengan bantuan Pemerintah.
                Suasana mencekam yang diciptakan oleh beberapa petugas KBRI tersebut, sering dimanfaatkan oleh para agen untuk menjalin kerjasama di balik layar, sehingga TKW tersebut di kembalikan ke Agen untuk dipekerjakan kembali kepada majikan yang baru yang katanya pasti lebih baik dari majikan sebelumnya.Alasan yang dikemukakan petugas KBRI kepada TKW adalah,tidak adanya dana pembiayaan yang disiapkan pemerintah untuk mengembalikan TKW ke kampung halamannya. Maka jika TKW benar-benar ingin pulang kekampung halamannya maka, harus menggunakan uang pribadinya untuk mengganti rugi sisa kontrak kepada Agen dan biaya tiket pulang.Solusi terbaik yang ditawarkan petugas KBRI adalah kembali bekerja untuk mengumpulkan uang, KBRI menjamin akan mengawasi keadaan para TKW selama masa bekerja dengan majikan yang baru yang sesungguhnya hanya merupakan alasan belaka.
                Rangkaian kejadian yang dialami Aisyah ini merupakan konsfirasi yang dibangun antara Lembaga yang seharusnya melindungi para TKI dengan PPTKIS nakal yang hanya mengutamakan bisnis dan keuntungan besar.Praktek curang yang dilakukan oleh Lembaga Pemerintah yang seharusnya melindungi TKI dan Warga Negara yang mengalami permasalahan justru mengakibatkan penderiataan bagi para TKW, bahkan praktek tersebut mengakibatkan munculnya korban seperti Sumiati, Darsem, Ruyati dll.
Patut diduga tampilnya sifat Heroik pemerintah dengan penangan yang over bahkan menjurus kepada pembenaran perbuatan pidana seperti yang dilakukan Darsem dan Ruyati,meskipun harus mengeluarkan hingga miliyaran rupiah merupakan tindakan untuk menutupi aib Pemerintah yang seungguhnya adalah penyebab segalah penderitaan TKI di Luar Negeri.
                Apa  yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembentukan UU RI No. 39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri,huruf (d) bahwa, Negara wajib menjamin dan melindungi hak asasi warga Negara yang bekerja baik di dalam maupun diluar Negeri berdasarkan prinsip persamaan hak, demokrasi,keadilan sosial,kesetaraan dan keadilan gender,anti diskriminasi dan anti perdagangan manusia. Hal ini justru dilanggar oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pemerintah, baik itu BNP2TKI ataupun KBRI yang berada dibawa naungan Kementrian Luar Negri yang dalam sosialisanya hanya memberitakan keberhasilan saja tanpa menegaskan kegagalan yang akan menjadi acuan penerapan Undang-Undang yang di buat.Dengan kejujuran sajalah dapat ditemukan solusi untuk permasalahan TKI, apakah akan merevisi Undang-Undang tersebut, atukah merubah struktur  pelaksanaan dalam  sistimnya.
                Alasan BNP2TKI dan KBRI untuk tidak serius menangani permasalahan yang dialami Aisyah, padahal sudah hampir satu bulan mengadu ke BNP2TKI dan Kemlu dengan mengatakan bahwa, permasalahan Aisyah tidak terlalu berat. Demikian juga penyekapan dan percobaan pemerkosaan itu terjadi pada majikan sebelumnya,sedangkan majikannya yang sekarang tidak bermasalah sehingga tidak ada alasan untuk mengambil Aisyah dari majikannya, merupakan penghiatan terhadap rasa Kebangsaan dan Undang-Undang, sebab dibentuknya kedua lembaga tersebut adalah untuk melindungi rakyat secara keseluruhan dan pembiayaan dari kedua lembaga tersebut berasal dari uang rakyat untuk kepentingan perlindungan rakyat.
                Dalam ketentuan umum Bab 1 pasal (1) ayat 4 UU RI No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri telah diatur bahwa, Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum,selama,maupun sesuda bekerja.
Dengan mengacu kepada pasl 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945, maka perlindungan yang diberikan kepada CTKI/TKI mengutamakan keselamatan Tenaga Kerja baik fiik,moril maupun martabatnya.Mungkinkah BNP2TKI dan Kemlu melaksanakan tanggung jawabnya, sementara BNP2TKI takut bahkan cenderung melindungi PPTKIS,sedangkan KBRI yang bekerja sama dengan para Agen di luar Negeri sebagai penyebab penderitaan yang dialami Aisyah sang TKW yang kini tercekam menderita fisik dan mental akibat hilang kepercayaan kepada pemerintah yang seharusnya melindunginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar